Friday, February 13, 2009

Presiden Temui Nirmala Bonat


Jakarta, Kompas - Presiden didampingi Ny Ani Yudhoyono dan puluhan anggota rombongan berangkat menuju Kuala Lumpur, Malaysia, dengan pesawat kepresidenan dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/1). Setiba di Kuala Lumpur, Presiden pertama-tama menemui Nirmala Bonat.

Nirmala Bonat (23) adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat ini tengah menuntut keadilan di pengadilan Malaysia terkait penganiayaan yang dilakukan majikannya asal Malaysia tahun 2004. Penganiayaan yang diderita Nirmala antara lain disiram air panas, disetrika tubuhnya, dan dipukul dengan cawan besi.

"Sesampai di Kuala Lumpur, Presiden akan menemui Nirmala Bonat untuk bertanya kemajuan kasusnya. Tujuan Presiden SBY adalah minta perhatian serius Malaysia melindungi warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia sebagaimana kita melindungi warga Malaysia di Indonesia," ujar juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng di Halim Perdanakusuma.

Untuk menemui Nirmala Bonat, Presiden memajukan rencana kunjungannya ke Malaysia satu hari. Rencana sebelumnya, Presiden akan berkunjung ke Malaysia selama dua hari, 11-12 Januari 2008.

Presiden dan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi antara lain juga akan membicarakan masalah perbatasan, kebudayaan, perdagangan, dan perekonomian secara umum.

Karena sifat kunjungannya informal dan hanya ke Malaysia sebagai bagian dari >small 2small 0<, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak ikut mengantar keberangkatan Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma. "Dalam aturan kita, untuk kunjungan informal dan ke negara >small 2small 0<, Wapres tidak mengantar," ujar Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, usai mengantar Presiden.

Kunjungan balasan

Kunjungan ke Malaysia merupakan agenda tahun 2007 yang tidak bisa direalisasikan pada Desember 2007 karena Presiden sedang sibuk dengan agenda Konferensi tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Bali. Kunjungan ke Malaysia merupakan balasan atas kunjungan Badawi ke Bukittinggi, Sumatera Barat, 2006.

Menurut Andi, Presiden akan mengangkat permasalahan klaim Malaysia atas sejumlah hasil budaya Indonesia yang menjadi perhatian publik di Indonesia.

"Pak Lah (PM Badawi) sudah mengerti perhatian kita ke soal itu dan tugas Presiden menyampaikannya dengan bahasa yang baik," ujar Andi.

Sejumlah menteri yang mendampingi Presiden antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dan Kepala Polri Jenderal Sutanto.


Sumber

0 comments:

Post a Comment

Design by Free blogger template