Sunday, January 18, 2009

Cerita Bersama TKI

18 Januari 2008.. tepat pukul 11.30 siang, aku berada di Bandara International TaipeiAlhamdulillah senang sekali bisa pulang ke Indonesia , setelah beberapa lama harus bertempur dengan kuliah yang sangat melelahkan… Setelah mengurus segala sesuatunya, finally aku segera menuju gate yang telah ditentukan.. . Fiuh, aku kemudian duduk di ruang tunggu.. kudengar beberapa lelaki dan seorang wanita bersenda gurau dalam bahasa Indonesia , ke dekati dan kusapa mereka.. ternyata mereka adalah TKI yang akan pulang ke Indonesia , tapi kenapa wanita yang satu ini kelihatan agak pucat ya?? Setengah bingung.. aku bercerita dengan Mbak yang kelihatannya sakit ini.. dari berbagai pertanyaanku, meluncurlah berbagai jawaban yang menyedihkan. . “Saya itu dipulangkan Mas.. karena saya nggak bisa kerja, abisnya jatuh dari tangga, tapi majikan nggak mau bertanggungjawab”, itulah isakan tangis yang paling kuingat saat itu… Kuberikan sedikit semangat kepada Mbak ini.. ku semangati dia dengan terus berusaha sabar dan ikhlas dengan apa yang terjadi… Akhirnya kulihat senyum di wajah wanita berusia 25 tahunan ini.. Alhamdulillah..

Pukul 13.10 siang, petugas bandara meminta para penumpang untuk menuju pesawat. Alhamdulillah, terbang juga, ujarku dalam hati.. Setelah tepat di atas awan, makan siangpun di bagikan.. Lumayan nih bisa makan siang fikirku dalam hati… Kulihat judul box makanan ini “Tainan Fried Shrimp..” kubuka perlahan.. Astagfirullah, ternyata plastic label ini ada tulisan lanjutannya yaitu “… & fried pork”… Setengah berteriak.. aku beritahu Mbak yang berada di sebelah kursiku dan juga Mbak yang berada di depanku yang kuketahui menggunakan jilbab, belakangan aku baru tau kalau nama mereka adalah Mbak Indah dan Mbak Lia…

Mereka berdua tampak kaget dan langsung bertanya-tanya kepadaku, dari mana aku tau kalau makanan itu ada unsur babi-nya. Kujelaskan dengan seksama, tulisan pork yang berarti daging babi.. mereka seperti terhenyak.. kaget dan finally memberitahukan beberapa TKI Muslim lainnya.. Alhamdulillah beberapa dari mereka akhirnya tidak memakan barang haram itu, tapi ada beberapa TKI yang out of coverage, sehingga mereka “harus” menelan daging haram yang sangat merugikan kesehatan itu… aku marah, kecewa, sedih.. campur aduk rasanya persaan ini, ketika aku tak sanggup mencegah semuanya itu.. Ya Allah ampunilah dosa hambaMu ini..

Dua jam di atas awan.. dilanjutkan dengan transit di Hongkong selama satu jam, itulah info yang kuterima dari pengumuman yang diberikan.. Aku kemudian keluar dari pesawat.. Beberapa TKI segera mengikutiku. . Mereka bilang.. Mas kan mahasiswa, harus jadi pimpinan kami dan bantu kami ngapain-ngapain aja”, Insya Allah ujarku.. Di pusat perbelanjaan Airport, banyak TKI yang bingung, karena seperti biasanya “lapar mata”, membuat sebagian besar dari mereka harus berani mengorbankan uangnya demi kesenangan sanak famili dan keluarga… Hebat, kata hatiku berucap!!!

“Mas, beli barang disini bisa nggak ya pake NT”?? Kujelaskan bahwa harga yang tertera dalah menggunakan kurs Dollar Hongkong.. Finally, karena raut muka mereka agak kecewa, kuberikan solusi kepada mereka untuk menukarkan uang mereka di money changer. “Tukerin ya Mas, kami ini nggak bisa Bhs Inggris”, Oke, tapi saya cari dulu money changer terdekat” ujarku. Alhamdulillah perjuanganku nggak sia-sia, alhasil, aku jadi juru bicara para TKI hari itu, hehehehe… tapi ada yang aneh dari salah seorang TKI , ketika menukarkan uang tadi?? Dia melepas sepatu dan kaos kakinya, yang ternyata berlapis tiga… Setelah usai menukar uang, aku tanyakan hal tersebut. TKW yang belakangan aku ketahui bernama Mely ini, ternyata takut uangnya diambil para petugas yang akan menjemputnya di Cengkareng.. “agent ku reseh Mas, kalo nggak gini, bisa lenyap ni duit”, itulah kalimat yang meluncur dari mulut wanita asal Subang ini…

Suasana yang santai, agak ramai ketika salah seorang TKI, Mbak Indah (yang berjilbab dan duduk di depan kursiku) bercerita kepadaku bahwa ada serombongan Ibu-Ibu TKI tujuan Abu Dhabi, yang sedang kebingungan, karena nggak tahu harus berada di gate mana, sementara mereka kesemuanya tidak bisa berkomunikasi menggunakan bhs asing..

Kudekati rombongan Ibu-Ibu berjilbab ini, kutanyakan apa kesulitan mereka.. Ehm rupanya mereka sejak jam 3 jam yang lalu sudah berada di bandara ini dan tidak ada satupun perwakilan agen yang mengurus keberangkatan mereka alias ditelantarkan begitu saja..

Akhirnya kupinjam passport dan tiket salah seorang ibu yang seperti jadi pimpinan rombongan itu, akupun melangkah ke security, kutanyakan segala sesuatunya.. Security tampak acuh.. lalu aku cari information centre.. Setengah berlari, aku (yang sudah mirip kepala pasukan rebana, hehehehe.. karena diikuti Ibu-Ibu berjilbab dan beberapa diantara mereka menggunakan seragam) bertanya mengenai permasalahan yang dialami oleh Ibu-Ibu tersebut, sang petugas dengan tenangnya menjawab.. I don’t know.. Setengah marah akupun berujar “how come you don’t know?? This is International Airport , but the service is so bad”.. Si petugas tampak diam , aku tau dia fikir mungkin.. “ah, cuma TKI aja sok tanya-tanya? ??” tak kehabisan akal, kulanjutkan kalimatku dengan ucapan, “I am a Student of Master Program in Taiwan and lawyer in Indonesia ”.. Alhamdulillah, sang petugas sepertinya agak kaget juga.. dia langsung meminta maaf kepadaku berulang kali dan berusaha terus untuk menjelaskan, tapi karena sudah jengkel, kutinggalkan petugas menyebalkan, yang terus mengejarku itu…

Waduh, para penumpang CA yang transit sudah dipanggil kembali menuju pesawat, aku nekat, ingin meneruskan usahaku ini, kutanyakan kepada petugas China Airlines tentang tulisan yang ada di tiket Cathay Pacific tujuan Abu Dhabi itu (kebetulan pake Bhs China.. wo bu dong… kalo urusan Tulisan China , hehehehe). Petugas CA ini dengan sangat rinci menjelaskan kepadaku tentang segala sesuatu yang tertera di tiket, lengkap dengan segala tetek bengek prosedurnya, termasuk perkiraan gate yang biasa dilalui… tapi ada yang mencengangkan. . ternyata jam keberangkatan Ibu-Ibu paruh baya ini adalah pukul 23.30 alias jam 11.30 malam, padahal mereka sudah tiba di bandara sejak pukul 12.30.. haaaaaaa??? Whats, 11 jam nunggu??? Ya Allah, betapa menderitanya mereka ini ya Allah… Astagfirullah…

Alhamdulilllah, setelah mendapatkan info dari petugas CA, kujelaskan hasil “perjuanganku” kepada Ibu-Ibu yang wajahnya sudah sangat resah itu, aku tunjukkan gate yang di arahkan petugas CA tadi.. dan aku meminta mereka untuk duduk di tempat tersebut sembari terus mengecek TV Info dan menyesuaikan nomor pesawat sesuai dengan yang tertera di tiket.. Kujelaskan tulisan yang ada di TV Information itu.. Kuminta mereka bersabar dengan mengutip bunyi ayat “Fa-Innama ‘al ‘usriyusroon, innama ‘al ‘usriyusroo” (dibalik kesulitan pasti disertai kemudahan…) Alhamdulillah, mereka gembira, kulihat muka yang tadinya agak layu, lelah, capek.. kini bersemangat kembali.. “Baik Ibu-Ibu, saya pamit dulu, harus segera menuju pesawat.. Assalamu’alaikum WW”, menutup pembicaraan… Mereka serempak menjawab salamku dengan wajah sangat ceria.. Alhamdulillah, walaupun masuk pesawat terakhir, tapi setidaknya aku puas.. bahagia bisa melakukan , “sesuatu”.. Ya Allah Ya Robbi, betapa luar biasanya penderitaan para TKI ini, tapi mereka berani mengorbankan apapun demi keluaga… demi anak, orang tua, kakak, adik dan handai taulan lainnya… Masih terngiang di telingaku ucapan Mbak Tatik, salah seorang TKW asal Cirebon dengan logat ngapaknya berujar.. “menderita nang kene ya ra papa Mas.. asal keluarga neng Indo ki ya bahagia”… Subhanallah. ..

Sumber

0 comments:

Post a Comment

Design by Free blogger template